SURON.CO – PT CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) melaporkan bahwa total penyaluran pembiayaan baru untuk segmen Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) mengalami peningkatan dengan kondisi industri yang sedang turun.
“Penurunan pembiayaan multifinance ke UMKM dimungkinkan selaras dengan kondisi makro, seperti biaya kredit yang sebelumnya tinggi karena beban bunga,” kata Presiden Direktur CNAF, Ristiawan Suherman.
Menurut Ristiawan, sampai dengan September 2024, total penyaluran pembiayaan baru untuk segmen UMKM atau produktif di CNAF mencapai Rp 865 miliar atau tumbuh 167%, jika dibandingkan dengan periode sebelumnya yang mencapai Rp 324 miliar.
“CNAF melihat ekspansi bisnis UMKM mulai membaik sampai dengan akhir triwulan III tahun 2024, dan optimistis akan berlanjut sampai dengan akhir tahun 2024,” kata Ristiawan, Rabu (16/10).
Selain itu, dia melihat bahwa peluang akan penyaluran pembiayaan ke sektor UMKM masih sangat luas. Di mana, prospek pembiayaan UMKM menjadi peluang bagi multifinance untuk mendorong dan memperluas pembiayaan meski masih dibutuhkan penguatan regulasi.
“CNAF tetap konsisten mendukung pertumbuhan ekonomi khususnya di sektor UMKM,” tambahnya.
Adapun sampai dengan bulan September tahun 2024, Ristiawan bilang, Non Perfoming Loan (NPF) untuk penyaluran pembiayaan UMKM atau produktif di CNAF tercatat 0,14%, angka tersebut terbilang sangat kecil jika dilihat dari total aset kelolaan pembiayaan UMKM atau produktif yang mencapai Rp 1,51 triliun.
Sementara itu, pada tahun ini, CNAF menargetkan total penyaluran pembiayaan baru dapat mencapai Rp 10 triliun pada 2024. Angka tersebut meningkat 15% (year on year/YoY) dari target pembiayaan baru pada 2023 sebesar Rp 8,5 triliun.
Ristiawan menyebutkan, dalam rangka pencapaian target pembiayaan di tahun 2024, salah satu strategi CNAF adalah melakukan pemasaran dengan fokus pembiayaan fasilitas dana sebagai modal usaha.
Dari data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pembiayaan multifinance terhadap usaha menengah mengalami penguatan per Agustus 2024 Pada periode tersebut, pembiayaan tercatat Rp 67,01 triliun, angka ini tumbuh dari Rp 49,25 triliun Agustus 2023.
Hal tersebut membuat pembiayaan usaha menengah merangsek ke posisi kedua outstanding terbesar di bawah pembiayaan usaha besar. Sedangkan, pembiayaan usaha mikro turun dari Rp 53,18 triliun pada Agustus 2023 menjadi Rp 51,08 triliun.