SURON.CO – Evi Rosalina Widyayanti memperlihatkan busana Batik Namburan di Jogja Fashion Week 2024. Dalam tema “Office Look: Work of the Day,” Evi berdiri di tengah enam model sambil merasa bahagia dan bangga. Penonton memberikan tepuk tangan sebagai tanda penghargaan pada koleksi busana karyanya. Acara ini berlangsung di Jogja Expo Center pada Kamis, (22/8/2024) beberapa waktu lalu.
Koleksi look yang dipamerkan di galeri Batik Namburan, Wirobrajan, Yogyakarta menampilkan potongan unik kontemporer. Menggambarkan generasi muda bebas berekspresi dengan pilihan sendiri dan fokus pada passion serta kreativitas.
Evi menciptakan gabungan bolero dan tunik dengan celana panjang ber motif ombak laut biru, menunjukkan gaya santai namun penuh gaya yang siap menghadapi tantangan zaman.
Saat Evi membicarakan koleksi busana untuk acara Jogja Fashion Week 2024, dia menyebut bahwa Batik Namburan memiliki motif unik yang menarik anak muda yang bekerja di kantor.
Bisnis ini dimulai pada tahun 2015 ketika suami Evi, Bagus Yuni Prabowo, dan kakak iparnya membantu seseorang yang sedang mencari pekerjaan dan ternyata pandai membatik.
“Suami dan kakak ipar saya sepakat bikin usaha, dibantu temannya kakak ipar saya. Jadi, mereka bekerja sama untuk membuat usaha. Berdirilah Batik Namburan,” kata Evi.
Evi, seorang dosen di STIE Widya Wiwaha, mulai terlibat dalam pengelolaan toko batik sejak 2016 setelah sang kakak ipar dan temannya tidak bisa melanjutkan.
“Suami saya merasa kalau jalan sendiri, ya, susah. Akhirnya ngobrol sama saya. Ya, sudah. Ayo, dilakoni berdua. Kita jalankan bareng,” ungkap Evi.
Batik Namburan, digerakkan oleh pasangan suami istri ini, tumbuh perlahan namun pasti di Yogyakarta. Mereka telah pindah ke Jalan Sadewa No. 3C dan terus berkembang dengan berbagai gebrakan.
Melalui kerja keras Evi, mereka berhasil menjangkau banyak komunitas potensial, termasuk Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI), Pusat Layanan Usaha Terpadu Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (PLUT-KUMKM), dan kini mulai menjajaki Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Mereka sering mengadakan pelatihan membatik, ikut dalam pameran, dan menang dalam berbagai kompetisi bergengsi.
Evi juga rajin dalam mengurus berbagai dokumen legalitas bisnis, termasuk sertifikasi Standar Nasional Indonesia (SNI), Batik Mark, Hak Kekayaan Intelektual (HAKI), dan Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) bagi para pembatik.
Evi merasa senang karena Batik Namburan menjadi UMKM binaan Astra melalui YDBA. Ia mendapat pelatihan dan modal usaha tanpa bunga.
“Saya senang karena tak ada syarat untuk pinjam uang dengan bunga. Walaupun ada opsi lain dengan bunga, saya lebih memilih yang tanpa bunga,” kata Evi.
Batik Namburan lolos asesmen sebagai UKM Mandiri 2022 dan meraih prestasi sebagai UMKM Kuliner, Kerajinan, Pertanian dengan 5R Terbaik 3 Tahun 2022. Mereka menggunakan QRIS AstraPay untuk transaksi digital.
Dengan 10 karyawan, mereka produksi 60 lembar kain batik setiap bulan. Penjualan tidak hanya di dalam negeri, tapi juga ke luar negeri seperti Belanda, Jepang, dan Dubai. Mereka juga aktif dalam pameran UMKM di Solo, Bandung, Jakarta, Surabaya, dan Batam.
“Saat pameran di Jogja pun, banyak pengunjung dari luar kota, jadi yang beli kebanyakan bukan orang Jogja,” kata Evi.
Evi juga antusias memamerkan dua motif Batik Namburan bersertifikat HAKI, seperti motif kembang ayu yang menggambarkan perempuan tangguh dan kuat. Dia menjelaskan bahwa kekuatan tidak hanya berasal dari dirinya sendiri, tetapi juga dari dukungan sekitarnya.
Selain itu, ada motif kontemporer khas Batik Namburan yang melambangkan kebebasan berekspresi di tengah perubahan kehidupan.
Evi berharap Batik Namburan bisa merambah pasar internasional dengan visi ‘Go Global 2030’, ekspansi hingga ke luar negeri.