Suron, Surabaya. Guna meningkatkan kolaborasi dan sinergi antar daerah dalam mengembangkan produk unggulan, serta menciptakan stabilitas harga dan ketahanan pangan melalui arus pendistribusian barang yang efektif dan efisien, khususnya di wilayah Indonesia bagian Timur. Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia resmi menandatangani ( MuO ) bekerja sama dengan Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI).
Menurut Ketua Umum Kadin Indonesia, Arsjad Rasjid setiap wilayah di Indonesia, khususnya Indonesia bagian Timur memiliki potensi yang beragam, termasuk dalam hal komoditas maupun produk unggulan daerah yang memperlihatkan keunggulan ekonomi yang signifikan dan daya saing di pasar domestik maupun internasional.
“Sebagai induk organisasi usaha nasional, kami melihat terdapat berbagai potensi produk-produk unggulan Jawa Timur dan Indonesia Timur yang senantiasa perlu untuk ditingkatkan secara optimal. Maka, tantangan terkait distribusi yang kurang optimal dan pencatatan yang belum akurat perlu untuk diselesaikan bersama,” terang Arsjad.
Menurut Arsjad, tantangan ini menimbulkan hambatan bagi keterbukaan perdagangan antar wilayah, antara lain kesulitan memantau perjalanan produk, penimbunan barang, ketidakpastian harga, dan distribusi yang tidak efisien. Ketidakakuratan pencatatan juga menghambat identifikasi potensi pasar, analisis tren permintaan, dan evaluasi program.
Mengacu data Badan Pusat Statistik (BPS) 2022, Kabupaten Jember, Jawa Timur, menghasilkan produk unggulan berupa tembakau 139.521 ton, Kabupaten Buru, Maluku, menghasilkan 2.850 ton kakao, dan Kabupaten Nabire, Papua 142.885 ton kelapa sawit. Kemudian, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB), menghasilkan 474,007.67 ton, dan Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT) menghasilkan kopi sebanyak 9,581 ton.
Menanggapi kerjasama Kadin Indonesia bersama APKASI Ketua Umum Kadin Provinsi Jawa Timur, Adik Dwi Putranto mengatakan, bahwa kolaborasi dan sinergi lewat Forum Bisnis Daerah ini bisa meningkatkan daya saing produk unggulan daerah di pasar lokal, regional, nasional, dan internasional.
“Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, maka perdagangan antar provinsi harus semakin terbuka. Provinsi Jawa Timur dalam hal ini mengambil peranan strategis sebagai penyokong bagi perdagangan antara wilayah Indonesia Timur,” pungkas Adik di sela kegiatan Forum Bisnis Daerah (FORBISDA) bertajuk ‘Meningkatkan Perdagangan dan Bisnis Antar Daerah Untuk Menjaga Stabilitas Harga dan Ketahanan Pangan Serta Kolaborasi Bisnis yang Berkelanjutan’ dihote JW Marriot Surabaya, Selasa (19/9/2024)