SURON.CO, Surabaya – Pemerintah Kota Surabaya mendorong pelaku UMKM naik kelas lewat kegiatan Surabaya Halal Festival (SHF) 2024 yang digelar Ikatan Alumni (Ika) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya.
Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah dan Perdagangan (Dikopumdag) Kota Surabaya, Dewi Soeriyawati menyampaikan melalui SHF 2024, pihaknya menargetkan 1000 UMKM self declare atau risiko rendah memiliki sertifikat halal. “Untuk UMKM safe declare atau risiko rendah, targetnya itu 1.000. Tapi kemarin yang daftar itu sampai 3.600 UMKM,” katanya.
Dewi menjelaskan bahwa selain memenuhi persyaratan, untuk mendapatkan sertifikasi halal, UMKM juga harus mengeluarkan biaya. “Nah, melalui kegiatan ini pihaknya menyiapkan pendanaan gratis sertifikasi halal bagi 1.000 UMKM. Jadi kita utamakan dulu yang makanan dan minuman risiko rendah, itu kita dahulukan,” katanya.
Ia juga menyatakan bahwa saat ini ada sekitar 19.000 UMKM makanan dan minuman di Surabaya yang sudah sertifikasi halal. Jumlah tersebut dalam waktu dekat akan bertambah menjadi 21.000 UMKM dengan adanya SHF 2024. “Ini kemarin targetnya (SHF) 1.000 UMKM, menjadi 2.000. Tapi kemarin yang daftar ada 3.600 UMKM,” katanya.
Ia mengatakan, karena kuota yang disiapkan melalui SHF melebihi target pendaftar, pihaknya berencana menjalin kerjasama dengan beberapa pihak, terkait pendanaan sertifikasi halal untuk UMKM.
Ketua Umum Ikatan Alumni (Ika) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Manyar ini juga menyatakan bahwa ada sekitar 3.600 UMKM yang mendapatkan pendampingan dalam SHF 2024. Dari jumlah tersebut, 2.000 UMKM di antaranya telah didaftarkan untuk sertifikasi halal.
“Yang mendaftar sekarang sudah 3.600 (UMKM). 1.600 UMKM dalam proses, sedangkan yang 2.000 sudah didaftarkan sertifikasi halal pada saat pendampingan di lima lokasi,” ujar Reva.
Sebelum mendapatkan sertifikasi halal, setiap UMKM harus memenuhi persyaratan. Untuk itu, pihaknya menggandeng Pemkot Surabaya dan beberapa pihak terkait dalam memberikan pendampingan UMKM tersebut. “Jadi setiap Sabtu-Minggu dalam satu bulan terakhir kita sudah melakukan pendampingan, cuma di-clustering UMKM per wilayah,” katanya.(*)