SURON.CO, Surabaya – Akademi Desa Wisata (Demi Dewi) 2023, merupakan program pelatihan dan pengembangan keterampilan bagi pelaku dan pegiat desa wisata maupun UMKM yang bergerak di sektor pariwisata. Pelatihan ini fokus mendalami strategi pengembangan ekonomi kreatif untuk penguatan desa wisata.
Data analyst specialist Ainun Najib mengupas tentang manajemen analisis data untuk pengembangan desa wisata. Menurutnya, manajemen data bagi desa wisata saat ini telah menjadi kebutuhan. Hal ini dalam rangka mengumpulkan dan menganalisis data sebagai cara untuk menawarkan dan mengembangkan produk wisata. Praktisi desa wisata juga harus selalu mengikuti tren permintaan wisata yang ada di masyarakat.
“Sebab itulah para praktisi harus mulai mempelajari cara mudah untuk menganalisis data-data yang dikumpulan dari pengunjung atau wisatawan,” kata Ainun.
Secara sederhana, pengumpulan dan analisis data untuk pengembangan desa wisata bisa dilakukan dengan pencatatan manual. Pengelola desa wisata yang lebih maju pengelolaannya, juga bisa memanfaatkan teknologi.
“Bisa menggunakan QR Code, Google docs, social media ataupun aplikasi yang sejenis untuk mengenali karakteristik pengunjung, pengalaman yang dirasakan saat berkunjung, kritik dan saran untuk pengembangan produk wisata,” ucap Ainun, pemuda asli Gresik yang sedang meniti karir di Singapura.
Ia juga menekankan kepada para peserta Demi Dewi 2023 sebagai pengelola desa wisata tidak boleh patah semangat. Pengelola diminta untuk terus berkreasi dari analisis data yang telah diperoleh.Kemudian, menjadikan desa wisatanya tangguh dan dapat membangun produk wisatanya secara berkelanjutan.
“Teman-teman, pengelola serta penggerak desa wisata jangan pernah lelah untuk tetap berinovasi dan melakukan modifikasi dalam menghadapi problematika yang datang dalam mengelola desa wisata,” tutur penggagas kawalpemilu.org itu.
Sementara itu, Founder Akademi Desa isata Dwi Ariady Kusuma mengungkapkan bahwa materi tentang manajemen analisis data merupakan salah satu faktor penting dalam pengembangan desa wisata.
“Hasil kajian FGD tim ahli akademi desa wisata beberapa waktu lalu telah merumuskan bahwa manajemen analisa data adalah salah satu kebutuhan utama bagi pengelola desa wisata,” ujar Ari.
Temuan dari tim ahli tersebut kemudian ditindak lanjuti oleh tim pelaksana Akademi Desa Wisata untuk dijadikan sebagai salah satu materi pokok dalam pelatihan tahun ini.
Pelatihan Akademi Desa Wisata ini turut didukung oleh sejumlah institusi. Di antaranya Fakultas Vokasi Universitas Airlangga, LPPM Unesa dan beberapa pihak swasta meliputi Sampoerna untuk Indonesia, PT Solusi Bangun Indonesia, Bank Jatim, Bank UMKM Jatim, Grab Indonesia dan PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia.(*)