SURABAYAONLINE.CO – PT Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER) terus melakukan ekspansi bisnis dengan menggaet berbagai investor luar negeri. Dan saat ini, pengelola kawasan industri di Jawa Timur ini, tengah melirik kerjasama investasi dengan Tunisia.
Hal ini diungkapkan Direktur Utama PT SIER, Dididk Prasetiyono saat menerima kunjungan Duta Besar Indonesia untuk Tunisia Zuhairi Misrawi yang dibungkus dalam bincang santai SIER Podcast yang dipandu Didik Pasetiyono sendiri, Surabaya, Kamis (9/2).
“Untuk SIER, kami sebagai pengelola kawasan industri, menambah daya saing agar investor dari Tunisia datang, kira-kira bagaimana karakter investasi dan perdagangan yang Tunisia inginkan,” tanya Didik kepada Zuhairi Misrawi.
Menanggapi pertanyaan tersebut, Zuhairi Misrawi mengatakan, bahwa berinvesatsi adalah bagaimana mendapatkan untung. Sehingga apa yang harus ditawarkan adalah investasi yang berhubungan dengan sumberdaya yang Tunisia miliki.
“Dunia sudah tahu bahwa Tunisia dikenal dengan kurmanya, dikenal dengan zaitunnya. Jika ingin membuka kawasan industrsi, maka yang terkait dengan kurma ini sangat potensial. Lalu ada minyak zaitun yang biasa digunakan untuk kecantikan dan makanan. Kalau itu dibangun, otomastis akan menarik investor Tunisia,” ujar Duta Besar yang akrab dipanggil Gus Mis ini.
Menurutnya, ada salah satu pelaku besar komoditas kurma yang ingin membuka pabrik. Dan Indonesia saat ini telah memberi kemudahan kepada investasi internasinal. Zuhairi menjelaskan bahwa dunia juga sudah melihat bahwa Indonesia telah berubah, sehingga peluang investasi di Tunisia juga terbuka lebar.
“Maka KBRI saat ini bisa dijadikan pusat peningkatan investasi, peningkatan ekspor dan yang penting adalah bagaimana mengenalkan Indonesia ke dunia. Sekarang sudah banyak yang bertanya apa yang bsia dibeli dari Indonesia,” lanjutnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, keterbukaan Tunisia terhadap Indonesia dimulai dari upaya KBRI untuk kembali mengingatkan sejarah kemerdekaan Tunisia yang mendapatkan dukungan penuh Presiden Soekarno dengan dibukanya kantor Tunisia di Menteng Jakarta pada tahun 1952 sebagai persiapan kemerdekaan Tunisia.
Menurutnya, peran Indonesia terhadap kemerdekaan Tunisia membuat bangga berbisnis dengan Indonesaia. “Apa yang terjadi, orang Tunisia mengimpor produk Indonesia banyak sekali, kita dulu di bawah Malaysia dan Vietnam, sekarang sudah jauh di atas. Target kita di tahun ini berada di peringkat 10, melawan China. Orang Tunisia bangga, kita juga bangga. Ada CPO, furniture, bahan kimia, kaca, ban, mobil yang mereka beli dari kita. Artinya bahwa sejarah peran Indonesia, dimana peran geopolitik Bung Karno dalam kemerdekaan negara maghribi, seperti Al-Jazair, Maroko, Tunisia, ternyata dapat dijadikan kekuaatan untuk meningkatkan ekspor kita ke luar negeri,” katanya.
Upaya yang dilakukan Zuhairi untuk meningkatkan kinerja perdagangan Indonesia juga dengan senantiasa melihat produk dan komoditas apa dibutuhkan di sana. ”Di sana saya suka berbelanja ke pasar karena saya ingin tahu apa yang bisa diperbuat Indonesia. Potensi yang bisa dieksplor, termasuk dari sektor pertanian. Karena Bung Karno dulu berpesan, kita harus berpihak kepada ekonomi kerakyatan,” tegasnya.
Dengan semangat besar, ia juga senantiasa menggaungkan nilai-nilai yang dimiliki oleh Indonesia hingga akhirnya Indonesia menjadi roles model bagi duta besar di jazirah Arab. “Untuk pertamakalinya Duta Besar Indonesia selalu diundang dalam berbagia forum di sana. Saya selalu jelaskan bagaimana gagasan-gagasan Bung Karno dan Pancasila dalam membangun Indonesia, bagaimana gagasan-gagasan hadratussyeh Hasyim Asyari dalam menjaga persatuan dan persaudaraan,” kataya.
Melalui upaya tersebut, akhirnya tercipta keterbukaan dan rasa persaudaraan Tunisia dengan Indonesia. Karena mereka menganggap hal itu sangat relevan dan sangat dibutuhkan Tunisia yang saat ini tengah dilanda kisis akibat pandemi Covid-19 dan perang Rusia Ukraina. “Dan saya mengatakan bahwa politik luar negeri Indonesia adalah poltik bebas aktif. Indonesia dan Tunisia bersahabat. Bahwa kami berdagang, dengan basis persahabatan,” kata Zuhairi.
Hasilnya. Ekspor Indonesia pada tahun 2022 bisa menyentuh angka US$ 200 juta, pencapaian yang cukup luar biasa dibanding tahun-tahun sebelumnya. Zuhairi juga berharap, produk UMKM Indonesia juga bakal bisa masuk ke berbagai gerai ritel modern yang ada disana.
Langkah ini juga seiring dengaan kembali dibahasnya Indonesia-Tunisia Preferential Trade Agreement (IT-PTA) dan ditargetkan untuk dilakukan penandatanganan pada tahun ini. “IT-PTA ini dalam rangka membuka kerjasama yang awalnya berorientasi Eropa pada orientasi Asia atau bahkan orientasi Indonesia. Karena saya yakin jika perjanjian ini ditandatangani akan meningkatkan ekspor kita berkali lipat,” tandasnya.
Sementara itu, Direktur Utama PT SIER, Didik Prasetiyono mengucapkan terima kasih kepada Dubes RI untuk Tunisia, yang telah menyempatkan diri berkunjung ke SIER dan berdiskusi mengenai peluang apa saja yang bisa dimasuki pengusaha Indonesia ke Tunisia.
“Diskusinya sangat menarik. Termasuk bagaimana potensi bisnis kawasan industri yang besar di Tunisia yang belum tergarap. Tentu ini informasi yang sangat berharga buat kami, yang menjalankan bisnis kawasan industri,” tandasnya.