SURABAYAONLINE.CO, Surabaya – Pelaku UMKM, terutama yang begerak dibidang makanan, harus bersiap-siap untuk menambah biaya produksi. Ya, salah satu barang produksi, yakni minyak goreng, mengalami kelangkaan.
Lebih dari dua minggu ini, terakhir, minyak goreng Minyakita tak lagi beredar di sejumlah pasar tradisional di beberapa daerah di Jawa Timur. Sejumlah pedagang pun mulai mengeluhkan hilangnya Minyakita di pasaran. Hal ini lantaran minyak goreng murah program pemerintah itu laris diburu masyarakat.
Pedagang minyak goreng di Pasar Pagotan, Madiun, Mulyadi, mengaku sudah lebih dari 2 pekan sudah tak lagi menjual Minyakita. “Yang dicari banyak orang ya Minyakita itu. Tapi ya mau bagaimana lagi, sudah sekitar 2 mingguan barangnya tidak ada lagi,” kata Mulyadi, Senin (30/1).
Menurutnya, hilangnya Minyakita di pasar tradisional itu lantaran pasokan dan stok dari distributor sudah kosong. Kalau pun ada, jumlahnya sangat terbatas. “Sekarang barangnya sudah tidak ada lagi, Mas. Dari distributor juga kalau pun ada, sudah nggak muncul lagi. Jadi ya mau tak mau kita sudah nggak jualan Minyakita lagi,” imbuhnya.
Kendati Minyakita sudah mulai hilang di pasaran, namun harga minyak goreng di pasar tradisional masih normal. Belum mengalami kenaikan. Salah satu pedagang lainnya, Nina mengatakan, harga minyak goreng kemasan ukuran 2 liter masih dijual seharga Rp 43.000. Harga itu dinilai masih normal dan belum mengalami kenaikan.
Minyak goreng kemasan sederhana besutan pemerintah ini ditetapkan dengan harga eceran tertinggi (HET) Rp 14 ribu per liter. Namun di pasaran, harga tersebut lebih tinggi lagi.
Ketua Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Abdullah Mansuri mengatakan, lonjakan harga tersebut dipicu karena stok Minyakita sudah tidak ada.
“Rata-rata agen dan distributor menyatakan bahwa Minyakita stoknya sudah habis. Bahkan ada yang bilang tidak produksi. Sampai Maret hanya mengeluarkan stok yang ada, menghabiskan stok yang ada,” tuturnya.
Ia menambahkan lonjakan harga Minyakita di atas Rp15 ribu per liter sudah terjadi sejak sebulan lalu. Tidak hanya di Pulau Jawa, bahkan di luar Pulau Jawa kini juga kesulitan mendapatkan Minyakita. Menurutnya, harga Minyakita bisa melambung lebih tinggi lagi dari sekarang lantaran barangnya yang tidak ada.
Selain itu, Abdullah juga mengaku tengah mengecek di RNI soal stok Minyakita. Ia mengatakan, baik RNI maupun beberapa perusahaan tidak memiliki barang tersebut. Ia mengaku banyak pihak yang memprotes langkanya pasokan Minyakita di pasar-pasar.
Ia pun turut mempertanyakan sistem pengawasan yang dilakukan pemerintah dalam mencegah kelangkaan Minyakita yang terjadi di pasaran. Menurutnya, pemerintah belum mampu mengontrol jumlah produksi Minyakita di dalam negeri dan hal itu terlihat dari pasang-surutnya komoditas tersebut di pasaran.
“Kan yang mencetuskan Minyakita ini menteri perdagangan. Kenapa menteri perdagangan tidak mampu mengontrol ini barangnya harganya tinggi, barangnya nggak ada? Bagaimana sistem kontrol yang dilakukan Kementerian Perdagangan terhadap distributor minyak?” katanya.
Mansuri mengungkapkan, apabila kondisi seperti ini terus berlangsung, maka salah satu solusinya adalah kembali menggunakan minyak curah.(*)