SURABAYAONLINE.CO, Surabaya — Kini sudah era global. Wawasan global dibutuhkan. Apalagi mahasiswa zaman sekarang. Dalam tulisan ini, saya hanya cerita pengalaman pribadi. Sebagai mahasiswa jurusan manajemen, saya beruntung memiliki pengalaman yang membuat saya berwawasan global.
Mahasiswa di era revolusi industri ke-4 (the fourth Industrial revolusion; 4.IR), dituntut berwawasan global. Untung saja, di kampus saya, STIE Perbanas Surabaya, visinya, tertulis juga berwawasan global. Jadi, sebagai mahasiswa di kampus ini, saya beruntung sekali karena bisa berkesempatan mengikuti program terkait dengan visi tersebut.
Pertama kali, saya bisa memprogram beberapa matakuliah internasional. Matakuliah ini disajikan dalam bahasa Inggris. Misalnya, Marketing dan Financial Statement Analysis. Saya harus mengikuti matakuliah internasional ini dalam bahasa Inggris. Tugas dan ujian juga dalam bahasa Inggris. Termasuk juga diskusi di dalam kelas.
Kedua, saya berkesempatan program pertukaran mahasiswa (student exchange). Program ini, saya berkesempatan pergi ke Filipina. Tepatnya di Universitas negeri bidang bisnis. Saya bertukar pikiran dengan mahasiswa Mountain Province State Polythecnic College (MPSPC), Bontoc province, Filipina.
Di sana, saya tinggal selama satu minggu. Mulai 3 sampai 10 April 2019. Saat itu, saya bersama 13 mahasiswa mahasiswi. Kita berdiskusi. Bertukar pikiran mulai budaya, nilai-nilai dari kedua bangsa dan negara, Filipina dan Indonesia. Kami juga presentasi makalah. Saat itu, kami menyajikan makalah per kelompok.
Kemudian, kami bepergian ke beberapa tempat budaya dan wisata. Yang lebih menarik, kami diberi kesempatan bertamu ke rumah wali Kota Bontoc. Di sana, kita mendengarkan ceramah wali kot. Kami juga dijamu seperti tamu istmewa. Di ruang tamu itu, kami diberi hidangan kopi murni Bontoc, dan kue-kue asli kota itu.
Ketiga saya berkesempatan dikirim ke Kuala Lumpur. Melalui ketua program Studi manajmen, Bapak Burhanudin Ph.D., saya dikirim sebagai pembicara. Ini baru pertama kali, saya menyajikan makalah di depan para Doktor dan Profesor dari berbagai negara.
Even tersebut, adalah International Conference of Interdisciplinary Research of Higher Education (ICIRHE). Tepatnya, di hotel Renaissance, Kuala Lumpur. Saya merasa bangga karena dari empat mahaiswa itu, yang tiga mahasiswanya adalah Pascasarjana (MM) kampus saya.
Topik yang saya sajikan terkait hobi saya dan Marketing. Awalnya, atas saran Dosen Metode Peneltian (Metpen), Prof Dr. Tatik Suryani untuk mengirim makalah ke konferensi internasional. Dia menyarankan saya untuk menyajikan proposal penelitian di kelas yang dia ajarkan. Karena proposal saya tulis dalam bahasa Inggris, maka tepat juga dengan acara ICIRHE tersebut.
Topik itu terkait dengan marketing, khususnya terhadap produk Honda CBR 150-CC. Kebetulan dalam komunitas motor saya, banyak yang menyukai motor itu. Maka, saya tertarik menulis penelitian terkait motor CBR 150-CC. Tibalah saya di Kuala Lumpur pada 17 sampai 20 Juli 2019. Saya tampil di depan para Doktor dan Profesor dari beberapa negara di even ICIRHE itu.
Dalam tiga kesempatan kegiatan global itu, saya beruntung. Karena kampus saya bervisi global, maka kegiatan itu sudah saya jalani sebagai mahasiswa sebelum lulus dari kampus STIE Perbanas Surabaya. Peran penting kampus saya yang berwawasan global itu sangat nyata. Khusus di era 4-IR ini, mahasiswa sangat dituntut untuk memiliki wawasan global. Dan, saya sudah menjalani itu semua. Terima kasih STIE Perbanas Surabaya.
Add A Comment