SURABAYAONLINE.CO, GRESIK – Transformasi Bisnis disegala bidang yang sekarang gencar dilakukan manajemen PT Petrokimia Gresik (PG), ternyata telah membuah hasil yang sangat dahsyat.
Salah satu bukti nyata, transformasi bisnis di bidang pemasaran yaitu mampu penetrasi pasar komersil. Mampu mendongkrak ekspor dan membukukan catatan rekor baru, dimana ekspor pupuk Urea pada Semester I 2019 menjadi tertinggi sepanjang sejarah PG.
“Petrokimia Gresik selama ini dikenal di pasar pupuk NPK, karena memang saat ini kami adalah produsen pupuk NPK terbesar di Indonesia, yaitu 2,7 juta ton per tahun. Namun, kinerja pemasaran membuktikan jika kita juga mampu bersaing di pasar Urea,” ujar Direktur Pemasaran PT Petrokimia Gresik Meinu Sadariyo.
Padahal, lanjut Meinu, saat ini pasokan Urea sedang tinggi (oversupply) dan harga Urea di pasar internasional sedang turun, namun Petrokimia Gresik justru mampu bersaing hingga melakukan ekspor ke beberapa negara.
Sejarah baru selanjutnya yaitu, jumlah permintaan yang ingin bertransaksi dengan PG telah jauh melampaui kapasitasnya. Contohnya, kata Meinu, sebanyak 2,7 juta ton kapasitas produksi pupuk NPK selama setahun habis terbagi untuk seluruh konsumen, baik subsidi maupun komersil. Karena keunggulan PG adalah mampu memproduksi pupuk NPK sesuai dengan spesifikasi kebutuhan konsumen.
“Bahkan Petrokimia Gresik sudah mulai memilih-milih pasar, ini menjadikan nilai tawar perusahaan pada posisi yang kuat. Pasar-pasar kita mulai terbuka, dan semakin mendominasi,” ungkap Meinu.
Kinerja pemasaran PG juga didukung oleh kemampuan riset yang kuat, sehingga perusahaan memiliki banyak produk pengembangan untuk pasar spesifik, beserta sarana dan prasarana riset yang sangat mumpuni. Untuk mempermudah kinerja pemasaran, PG juga memanfaatkan banyak teknologi digital dalam bidang pemasaran.
“Ini semua merupakan upaya strategis perusahaan untuk mencapai asa sebagai produsen pupuk dan bahan kimia untuk solusi agroindustri, khususnya di bidang on farm, agar pelaku agroindustri mendapat input berkualitas bagi keberlangsungan industrinya,” ujar Meinu. (san)