SURABAYAONLINE.CO — Pada acara international conference yang digelar di Renaissance Hotel, Kuala Lumpur, Malaysia (18-20/7), Djuwari paparkan gagasannya sebagai pembicara utama (keynote speaker). Even ini diadakan oleh IASPER (International Association of Scholarly Publishers, Editors, and Reviewers). IASPER sebagai organisasi internasional berkomitmen pada penelitian, penerbitan, editing, dan reviewing.
Dengan komitmen itu, semua anggota diharapkan memiliki satu kesamaan pandangan dalam hal karya ilmiah. Mulai dari proses penelitian, penerbitan, pengeditan, dan telaah artikel ilmiah. Termasuk standar etikanya. IASPER juga memberikan pelatihan kepada para peserta terkait dengan bidang itu. Penulisan artikel ilmiah, penelitian, dan penelaaan.
Djuwari, saat di Kuala Lumpur itu, menyampaikan gagasan utama sebelum mulai konferensi. Pada pembukaan hari pertama itu, Djuwari menyajikan gagasan terkait Research, Publicatiobm, and Collaboration in the 4-IR, for Improving the College Reputation.
“Pada dasarnya, penelitian yang diterbitkan, akan memberikan dampak pada penulisanya. Sebagai branding keilmuan. Jika dikaitkan dengan kolaborasi antarilmuan dan antarperguruan tinggi dari berbagai negara, maka nama kampusnya akan terbawa juga. Secara tidak langsung, kegiatan dalam kolaborasi global, akan berdampak perguruan tingginya dikenal secara global pula. Papar Djuwari kepada IP.
Dari situlah, peran penting peneliti dalam dunia intelektual. Peneliti yang sanggup berdiseminasi dan kolaborasi akan senantiasa diketahui publik. Publik dalam dunia ilmu pengetahuan dan teknologi. Itulah, kesesuaian topik yang diangkat Djuwari saat itu. Adapun tema yang dipakai anadalah bridging Research to the Fourth Industrial Revolution.
Namun, yang lebih penting itu adalah saling benchmark antarpeneliti di dunia ini. Pertukara pikiran dan kolaborasi dalam dunia penelitian dan penerbitan merupakan kunci utama untuk meperkenalkan perguruan tingginya. (AS).
Add A Comment