SURABAYAONLINE.CO-Olahraga dan aktivitas fisik dianggap penting bagi penderita diabetes, karena membantu mengontrol kadar gula dalam tubuh.
Namun, tidak semua jenis olahraga dianjurkan, karena beberapa gerakan justru akan memperburuk kondisi pasien.
Ketua Umum Asosiasi Endokrinologi Indonesia (PERKENI) Ketut Suastika mengatakan kepada tempo.co bahwa salah satu jenis latihan yang tidak direkomendasikan adalah aktivitas fisik anaerobik atau berat. Contoh aktivitas tersebut adalah angkat besi, lompat tali dan push-up.
Menurut Ketut, kegiatan ini dapat menciptakan stres oksidatif dalam tubuh, yang akan meningkatkan kadar gula darah dan pada akhirnya dapat memperumit gangguan kesehatan pasien.
“Ambil contoh mengangkat beban. Jika dilakukan oleh penderita diabetes dengan retinopati diabetik atau kelainan retina di mata, itu bisa mempercepat kebutaan,” katanya saat acara baru-baru ini di Jakarta.
Latihan yang disarankan adalah sebaliknya, yaitu aerobik, yang dapat membantu mengontrol kadar gula darah. Contoh aktivitas fisik tersebut adalah berjalan dan jogging.
Ketut merekomendasikan berolahraga selama 30 menit sehari.
“Setidaknya 150 menit per minggu. Jadi, jika Anda melewatkan dua hari di akhir pekan, itu masih oke. Ini adalah metode yang sangat efektif untuk [menjaga] diabetes Anda,” katanya.(*)