SURABAYAONLINE.CO, GRESIK – Tugu Landmark berupa replikasi keris Sumilang Gandring, hasil bantuan CSR PT Wilmar Nabati Indonesia yang dibangun di perempatan Jl Veteran, Jl Akim Kayat, Jl RA Kartini dan Jl Panglima Sudirman, secara resmi diserahterimakan kepada Pemerintah Kabupaten Gresik, sekaligus diresmikan oleh Bupati Gresik Dr. H. Sambari Halim Radianto, Selasa (16/7).
Peresmian ditandai dengan penandatanganan prasasti oleh Bupati Sambari disaksikan Direktur Bisnis unit Head PT. Wilmar Nabati Indonesia Saronto Subagyo, Kapolres AKBP. Wahyu Sri Bintoro, Komandan Kodim 0817 Letkol. Inf. Budi Handoko, sejumlah Kepala OPD dan Pejabat Pemkab Gresik, serta jajaran PT. Wilmar Nabati Indonesia.
Landmark ini merupakan perpaduan dua warisan budaya Gresik. Keris Sumilang Gandring untuk menghormati jasa Bupati Sidayu ke 8, yakni Kanjeng Sepuh Sidayu (Pangeran Haryo Suryodiningrat) yang dimasa lampau memiliki senjata pamungkas berupa keris yang diberi nama Sumilang Gandring. Sedangkan dua gapura, yang mengapit keris, adalah warisan dari Bupati Gresik pertama Kanjeng Poesponegoro.
Saat memberikan sambutan, Saronto Subagyo mengatakan, landmark berupa keris dan gapura ini ide dasarnya dari Bupati Sambari. Dipilihnya perempatan Sentolang, karena selain sebagai pintu gerbang kota Gresik, juga ramai serta tidak jauh dari Pabrik Wilmar.
“Karena ini sifatnya hibah dari Wilmar, maka tentu saja harus bagus hasilnya. Butuh waktu cukup lama bagi tim ahli bentukan bapak bupati, sebelum membangunnya. Dan butuh waktu lama lagi, untuk membangun fisiknya,” ujar Saronto.
Disisi lain, tambah Saronto, pihaknya juga mengucapkan terimakasih kepada polisi dan TNI yang selama ini ikut menjaga dan mengamankan obyek vital Wilmar sehingga pabrik bisa beroperasi lancar dan suasananya kondusif.
Sementara Bupati Sambari Halim Radianto mengatakan, tugu landmark yang telah diserahterimakan ini mursni hibah dari PT Wilmar dan menambah icon monumental untuk mempercantik Kota Gresik. Ditegaskan, bahwa pemda tidak merima CSR perusahaan dalam bentuk uang tetapi hanya mau terima CSR dalam wujud bangunan fisik.
“Semua hibah yang diserahterimakan ke kami hanya berupa bangunan fisik. Perusahaan yang bangun, pemda yang merawat. Nanti kalau misal bangunan hibah adalah kerusakan, atau terlihat kusam, silakan komplain ke pemda,” kata Bupati Sambari. (san)