SURABAYAONLINE.CO-Bintang pop Robbie Williams pernah membahas kecemasan sosial akut yang dideritanya setelah menderita agorafobia.
Mantan ikon Take That itu mengatakan kepada The Sun bahwa, meski telah bertahun-tahun tampil di depan banyak penonton di berbagai arena di seluruh dunia, kondisinya membuat dia tidak bisa meninggalkan sofa: “Itu seolah tubuh dan pikiran saya yang mengatakan bahwa saya tidak boleh pergi ke mana pun, bahwa Saya tidak bisa berbuat apa-apa. ”
Bintang pop lainnya One Direction, Liam Payne, juga telah melaporkan penderitaannya. Tapi apa sebenarnya itu, apa gejalanya dan bagaimana ini mengatasinya?
Apa itu agorafobia?
Agoraphobia adalah salah satu jenis gangguan cemas pada manusia, di mana penderitanya merasa ketakutan yang berlebih dan menghindari tempat atau situasi yang menimbulkan rasa panik dan membuatnya malu, terjebak, atau tidak berdaya.
Situasi-situasi tersebut antara lain, saat menggunakan transportasi massa, dalam keramaian, atau sedang antre. Tempat terbuka seperti jembatan dan tempat parkir, serta ruang tertutup seperti toko dan bioskop juga membuat penderita agoraphobia merasa khawatir. Kebanyakan gangguan agoraphobia ini berkembang setelah penderitanya mengalami satu atau lebih serangan panik.
Umumnya penderita menghindar untuk keluar rumah atau tidak dapat meninggalkan rumah untuk waktu lama, dan membutuhkan orang yang dipercaya untuk menemaninya pergi ke mana pun.
Penyebab dan Faktor Risiko Agoraphobia
Sampai saat ini, penyebab pasti agoraphobia masih belum ditemukan. Agoraphobia umumnya berkembang sebagai komplikasi dari serangan panik. Hal ini akibat cara menghindar dan ketakutan yang berlebihan terhadap serangan panik. Faktor biologis (kondisi kesehatan dan keturunan), sifat dan perilaku, tekanan lingkungan, serta pengalaman hidup turut berperan dalam berkembangnya agoraphobia.
Beberapa faktor lain selain gangguan panik yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena agoraphobia adalah:
- Usia. Agoraphobia dapat mulai dirasakan ketika masih anak-anak, namun umumnya baru dirasakan saat seseorang memasuki fase peralihan dari remaja ke dewasa. Biasanya sebelum mencapai usia 35 tahun.
- Menderita fobia. Selain gangguan panik, agoraphobia dapat dipicu oleh ketakutan yang berlebihan (fobia) terhadap sesuatu.
- Pernah mengalami kejadian traumatis, seperti penyiksaan atau kematian keluarga.
- Memiliki sifat mudah cemas dan gugup.
- Memiliki anggota keluarga yang menderita agoraphobia.
Diagnosis Agoraphobia
Jika pasien dicurigai menderita agoraphobia, maka diagnosisnya diambil berdasarkan pada:
- Gejala dan tanda klinis pada pasien.
- Wawancara mendalam dengan pasien, yang dilakukan oleh dokter, psikolog, atau psikiater.
- Pemeriksaan fisik, untuk mengidentifikasi adanya penyebab lainnya.
Robbie Williams mengatakan pertempuran dengan agorafobia membuatnya tinggal di rumah
Seorang dokter biasanya akan bertanya tentang keadaan yang memicu timbulnya gejala penderita dan semakin spesifik pasiennya, semakin baik.
Tergantung pada tingkat keparahan agorafobia, perawatan yang berbeda mungkin disarankan.
Dalam beberapa kasus, perubahan gaya hidup sederhana dapat membuat perbedaan, seperti melakukan olahraga teratur, makan lebih sehat atau mengurangi alkohol, obat-obatan atau minuman berkafein tinggi.
Dalam kasus yang lebih serius, dokter dapat meresepkan terapi perilaku kognitif, terapi relaksasi atau pengobatan, biasanya inhibitor reuptake serotonin selektif, yang juga digunakan untuk mengobati kecemasan dan depresi.
Pengobatan dan Pencegahan Agoraphobia
Beberapa langkah pengobatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi agoraphobia adalah:
- Psikoterapi. Penderita akan dibantu oleh psikolog atau psikiater untuk belajar mengurangi gejala-gejala kecemasan. Contoh terapi yang dapat dilakukan adalah terapi perilaku kognitif dan terapi eksposur.
- Konsumsi obat-obatan. Dokter juga akan meresepkan obat antidepresan atau obat antiansietas untuk meredakan gejala kecemasan.
Tidak ada langkah pasti untuk mencegah agoraphobia. Akan tetapi, kecemasan cenderung akan meningkat jika penderita menghindari situasi yang ditakutinya. Jika Anda menderita agoraphobia, berlatihlah untuk mengatasi dan mengendalikan rasa takut akan suatu tempat. Ajaklah anggota keluarga atau teman untuk pergi bersama ke tempat yang ditakuti.
Komplikasi Agoraphobia
Jika tidak segera mendapatkan penanganan, gangguan agoraphobia ini dapat membatasi aktivitas sehari-hari penderitanya. Bahkan penderita bisa merasa ketakutan untuk keluar rumah selama bertahun-tahun. Beberapa komplikasi yang dapat dialami penderita agoraphobia adalah:
- Ketergantungan alkohol dan NAPZA.
- Gangguan mental lainnya, seperti gangguan kecemasan atau gangguan kepribadian.
- Depresi.(LUSIANA)