surabayaonline.co – Saya sepakat dengan para pendaki bahwa surganya gunung Semeru adalah Ranu Kumbolo, karena memiliki danau alami yang sangat indah, tidak bisa dijelaskan dengan kata kata, danau Ranu Kumbolo adalah danau alami yang terletak di atas ketinggian 2390 meter di atas permukaan laut. Danau ini merupakan danau tertinggi di Jawa Timur.
Saya berangkat tanggal 15 Juni 2019, naik sepeda motor, bersama sembilan teman saya, Imam, Rofiq, Deny, Ardy, Semit, Nuy, Dea, Rosi, Adi dan Lingling, berangkat dari Tumpang Malang pukul 08.00 wib sampai di Ranu Pani sekitar pukul 10.30 WIB. Ranu Pani adalah base camp gunung Semeru tempat untuk pengecekan berkas pendaftaran online, briefing, istirahat sejenak dan makan siang.
Setelah proses administrasi selesai, kami start pendakian sekitar jam 13.30 WIB yang diawali dengan do’a agar kita selalu dilindungi oleh Sang Pencipta selama pendakian. Perjalanan menuju Ranu Kumbolo diperkirakan memakan waktu sekitar 6 jam. Selama perjalanan meskipun kami baru saling mengenal, kami bisa berkomunikasi dengan menyenangkan karena sesama pencinta artis Korea.
Dari pos pendaftaran sampai Ranu Kumbolo, pendaki akan menjumpai 4 pos peristirahatan, di pos peristirahatan ini ada warga yang menjual aneka makanan. Menu utama biasayanya adalah buah semangka. Karena start pendakian siang hari maka pukul 17.00 WIB kami masih sampai di antara pos 2 dan pos 3, di tengah jalur ini para pendaki akan menjumpai jembatan kecil yang biasa digunakan sebagai spot untuk foto-foto cantik (selfi).
Setelah dari jembatan kecil ini salah satu teman kami yang bernama Dea terpisah, karena berjalan lebih cepat mendahului rombongan, setelah kurang lebih 10 menit rombongan berhasil menyusul karena Dea tiba tiba berhenti di tengah perjalanan, setelah dihampiri ternyata Dea mengalami hipotermia (kedinginan tingkat tinggi) kaki dan tangannya kram kata yang bisa terucap dari bibirnya hanya “dingin” sembari meneteskan air mata.
Semua anggota rombongan dibantu rombongan pendaki yang lain, melakukan semua cara untuk menolong Dea agar badannya kembali hangat, seperti menyalakan api, mengolesi tubuhnya dengan minyak kayu putih, hot in cream, dan diselimuti tubuhnya dengan emergency blanket dan jas hujan plastik. Setelah 30 menit dirawat tubuh Dea mulai mendingan dan kami paksakan untuk jalan agar tidak tambah parah dan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan,
Sampai di pos 3 kondisi sudah gelap dan kami memutuskan untuk mendirikan tenda disana karena kondisi tubuh Dea tidak memungkinkan untuk melanjutkan pendakian. Di pos ini pula ada teman kami yang namanya Rosi juga mengalami kondisi kedinginan, untung ada teman kami Nuy yang sudah berpengalaman bisa membantu menangani kondisi Rosi.
Keesokan harinya sekitar jam 05.00 WIB saya bersama 8 teman lainnya kecuali Imam yang bertugas menjaga dan juga kemauannya sendiri untuk tinggal di tempat Camp, melanjutkan perjalanan menuju Ranu Kumbolo. Setelah berjalan selama kurang lebih 1 jam 30 menit, kita disambut dengan pesona dari danau tertinggi di Jawa Timur yang keindahannya tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Tidak ada hal lain yang terlintas dipikiran kita selain kata syukur karena bisa menikmati keindahan dari salah satu ciptaan-Nya, tak lupa juga kita mengabadikan moment langka itu dengan sebaik-baiknya.
Selepas puas menikmati dan berfoto cantik di Ranu Kumbolo, kami kembali menuju area Camp untuk makan siang yang sudah disiapkan oleh Iman sebagai penjaga tenda. Sesampainya di tenda, Kami turun dari area Camp sekitar jam 13.00 WIB sampai pos pendaftaran di Ranu Pani sore hari sekitar jam 17.00 WIB, Mas Rofiq leader kami kembali melakukan pengecekan berkas dan pengambilan KTP asli sebagai jaminan sebelum keberangkatan kami kemarin.
Alhamdulillah kita semua sampai di rumah masing dengan selamat, karena tujuan utama dari sebuah pendakian bukan puncak atau apapun melainkan pulang kerumah dengan keadaan selamat dan sehat.
catatan perjalanan Hila @Adi