SURABAYAONLINE.CO-Ribuan orang memadati alun-alun utama kota Pamplona, Spanyol, dalam rangka merayakan dimulainya San Fermin, festival tahunan yang melibatkan aktivitas berlari bersama banteng.
Dilansir dari laman Mirror, Sabtu 6 Juli 2019, para peserta dan penonton festival bersorak-sorai saat kembang api bernama “chupinazo” dinyalakan, yang merupakan tanda dimulainya festival.
Mengenakan pakaian putih, kerumunan massa menari dan mengibarkan kain tradisional berwarna merah dengan logo khas Pamplona. Selama festival, sekawanan banteng akan mengejar para peserta di jalanan sempit sepanjang 800 meter.
San Fermin akan dimulai setiap pagi pukul 08.00 waktu setempat mulai dari Sabtu hingga delapan hari ke depan.
Lebih dari satu juta orang menghadiri San Fermin pada setiap tahunnya, yang berkontribusi cukup besar bagi perekonomian lokal. San Fermin tetap digelar meski sejumlah pihak menyerukan agar festival tersebut diakhiri.
Selain alasan kekerasan terhadap hewan, San Fermin juga diminta segera diakhiri karena tercoreng sejumlah kasus pelecehan seksual. Dalam beberapa tahun terakhir, muncul laporan terjadinya pelecehan seksual terhadap perempuan saat San Fermin terjadi.
Sebagai salah satu festival banteng di Spanyol, San Fermin terus memicu perdebatan dan kontroversi mengenai perlakuan manusia terhadap hewan.
Pada Jumat 5 Juli, sejumlah pengunjuk rasa turun ke jalanan Pamplona untuk memprotes San Fermin. Sebanyak 54 dari mereka berbaring di jalanan, masing-masing merepresentasikan banteng yang hampir selalu dibunuh saat festival berlangsung.
Lebih dari 125 kota di Spanyol mendeklarasikan diri mereka sebagai penentang festival banteng. Tiga dari wilayah otonom di Spanyol — Kepulauan Balearic, Kepulauan Canary dan Catalonia — telah melarang sepenuhnya festival semacam itu.(*)