SURABAYAONLINE.CO-Warga kelurahan Bendul Merisi Kecamatan Wonocolo Selasa (2/7) malam mengadu pada SURABAYAONLINE.CO meminta penjelasan status tanah yang ditempatinya. Ini setelah tanah seluas 11,7 hektare sejak awal diklaim milik PT Pertamina (Persero) sehingga dirinya dan warga di wilayah itu tidak bisa memperoleh Sertifikar Hak Milik (SHM).
Warga RW 12 Kelurahan Bentul Merisi,yang keberatan disebut jati dirinya mengatakan, Pertamina harus bisa menunjukkan bukti otentik atas kepemilikan tanah tersebut. Dan ribuan warga bersedia meninggalkan tanah tersebut apabila secara hukum sah milik Pertamina dengan ganti kerugian bangunan.
Pada kesempatan ini SURABAYAONLINE.CO didampingi oleh Mariyadi SH MH selaku Mariyadi SH MH yang juga Ketua DPP GNPK Prov Jatim
“Kami hanya mengharap ada kejelasan, jangan sampai timbul masalah di kemudian hari,” kata warga itu. Ia juga mejelaskan bahwa dirinya sudah menempati lahan itu lebih dari du puluh tahun. Dirinya juga sudah mencoba ke kelurahan minta penjelasan bagaimana caranya mendapatkan SHM, namun dijawab lahan itu milik Pertamina.
Menurutnya ada tiga klaim di lahan itu yaitu kelompok yang mengatasnamakan ahli, waris, Pertamina dan warga biasa. Namun anehnya, masing-masing tidak bisa menunjukkan bukti kepemilikannya. “Kami terus terang ingin kejelasan tanah yang kami tempati,” katanya.
Menanggapi keluhan warga tersebut Mariyadi SH MH mengatakan tidak ada persoalan yang tidak dapat diselesaikan. Semua pasti ada jalan keluarnya,” katanya kepada warga yang mengadu.
Berdasar sejarah tanah seluas 11,7 hektare tersebut milik warga. Pada tahun 1965, tanah tersebut oleh warga diserahkan ke Dutch Shell yang kemudian diendalikan oleh PT Pertamina. Karena lama tidak dimanfaatkan, warga satu demi satu mendirikan rumah bangunan di tanah tersebut hingga jumlah rumah yang menempati tanah tersebut mencapai ribuan unit rumah. Pemkot Surabaya sendiri baru mengakui keberadaan kawasan pemukiman tersebut pada tahun 2011 lalu sebagai RW 12 yang sebelumnya dikenal dengan RW 00.
Mengutip Irjen Pol Dr Drs Widiyanto Poesoko SH MSi selaku sekretaris Satgas Saber Pungli Pusat, Mariyadi SH MH Rabu (3/7) mengatakan banyak kasus seperti di Bendul Merisi ini. Seperti di Jakarta, Semarang,Tegal bahkan Pasuruan. “Dari banyak kasus itu kebanyakan dimenangkan warga yang sudah lama menempati lahan,” katanya.(*)