SURABAYAONLINE.CO, GRESIK – Prestasi luar biasa telah diraih PT Petrokimia Gresik (PG). Sebab dalam sejarah PG mengekspor pupuk jenis Urea sejak tahun 2013 lalu, baru kali ini PG berhasil membukukan catatan ekspor Urea sebesar 157,3 ribu ton pada Semester I Tahun 2019.
Direktur Pemasaran PG, Meinu Sadariyo menjelaskan sepanjang paruh awal tahun ini, bulan Juni menyumbang catatan ekspor terbesar dengan total kuantum 70,1 ribu ton dalam tiga kali ekspor
Ketiga ekspor selama Juni, diawali pada 12 Juni dimana PG mengekspor 45,1 ton Urea ke India. Pengiriman yang menggunakan Kapal MV Tomini Dynasty ini, tercatat ekspor terbesar PG sepanjang sejarah ekspor dalam sekali muat.
Ekspor Urea kedua di Bulan Juni, sebanyak 20 ribu ton tujuan Sri lanka. Dan terakhir, pada 26 Juni tujuan Filipina sebanyak 5 ribu ton Urea.
Menurut Meinu, capaian ini merupakan prestasi yang patut diacungi jempol. Sebab selama ini PG lebih dikenal bahkan merajai pasar NPK, namun prestasi ini membuktikan bahwa PG juga mampu bersaing di pasar Urea.
“Di tengah tingginya pasokan Urea dan rendahnya harga Urea di pasar internasional, PG mampu bersaing hingga melakukan ekspor ke beberapa negara,” tambah Meinu.
Sebelumnya, pada bulan April dan Mei 2019, PG telah mengekspor pupuk Urea ke India masing-masing sebanyak 24,5 ribu ton dan 20,4 ribu ton. Sehingga, total kuantum ekspor Urea PG ke India hingga Juni 2019 mencapai 90 ribu ton.
Selain India, PG juga mengekspor Urea ke Filipina dan China. Hingga Juni 2019, total kuantum ekspor ke Filipina sebesar 22,8 ribu ton dilakukan dalam tiga kali ekspor, yaitu 12,3 ribu ton pada bulan Maret, 5,5 ribu ton pada bulan Mei, dan 5 ribu ton pada bulan Juni. Sedangkan ekspor Urea ke China dilaksanakan pada bulan Mei 2019 dengan total kuantum 24,5 ribu ton.
“Ekspor ini dilakukan Petrokimia Gresik setelah tuntas memenuhi alokasi subsidi petani di tanah air. Produksi Urea Petrokimia Gresik cukup besar setelah beroperasinya Pabrik Amoniak-Urea (Ammurea) II pada pertengahan tahun lalu. Sehingga kami bisa mengekspor Urea dalam jumlah yang lebih besar, namun dengan tetap memprioritaskan pemenuhan kebutuhan pupuk dalam negeri” ujar Meinu. (san)