SURABAYAONKLINE.CO-Ikan arwana jenis super red asal Kapuas Hulu Kalimantan Barat yang mencapat Rp Rp 875 juta di China. Ikan arwana jenis super red asal Kapuas Hulu Kalimantan Barat itu harganya begitu fantastis ternyata karena berhasil menjuarai kontes tingkat internasional di China.
“Ikan arwana Kapuas Hulu sudah tembus ke berbagai negara, bahkan saat menang kontes di China, harga ikan arwana super red asal Kapuas Hulu terjual Rp875 juta,” kata Wakil Ketua Asosiasi Penangkaran dan Penjual Siluk Indonesia, Agus di Putussibau, Ibu Kota Kabupaten Kapuas Hulu Kalimantan Barat, Jumat.
Pada kontes ikan arwana di Kapuas Hulu, tahun lalu, kata Agus, ikan arwana super red pemenang kontes telah menembus harga Rp 120 juta.
Dikatakan Agus, usaha ikan arwana sangat menjanjikan dan berpotensi mendongkrak pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat, bahkan bisa menyerap tenaga kerja.
Menurut dia, saat ini sudah banyak masyarakat yang membudidayakan berbagai jenis ikan arwana dengan cara penangkaran.
“Jangankan anak ikan arwana, telur ikan arwana saja sekarang memiliki nilai jual,” ucap Agus.
Dia berharap di Kapuas Hulu sering diselenggarakan kontes ikan arwana untuk mendongkrak harga serta menumbuhkan semangat masyarakat yang menggantungkan hidup dengan membudidayakan ikan arwana.
Agus juga meminta pemerintah lebih peduli pada pembudidayaan ikan hias arwana, apalagi spesies ikan arwana memang berasal dari Kapuas Hulu yang sudah mendunia.
“Jangan sampai Kapuas Hulu kalah oleh daerah atau negara lain. Harus ada langkah dari pemerintah kita terkait ikan arwana, karena itu adalah aset daerah dan bangsa ini,” kata Agus.”
Pemerintah Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, mencatat 250 spesies ikan air tawar ada baik di sungai maupun danau di wilayah ini.
“Ratusan jenis ikan itu merupakan ikan ekonomis seperti ikan arwana, semah jelawat, gabus, ringgau, rotia, betutu, belida, tambakan, lais, patin, baung, tapah, cat fish dan sejumlah jenis ikan air tawar lainnya,” kata Sekda Kapuas Hulu Muhammad Sukri.
Penghasil ikan terbanyak di Kapuas Hulu adalah kawasan Danau Sentarum di Kecamatan Suhaid, Embau, Selimbau, Batang Lupar, Badau dan termasuk Bunut Hilir serta di sepanjang Kapuas.
“Lebih dari 70 persen penghasil ikan air tawar terbesar di Kalimantan Barat berasal dari Danau Sentarum,” kata Sukri.
Menurut Sukri, di sepanjang Kapuas ada 85 rukun nelayan atau 5.467 Kepala Keluarga atau 27.335 jiwa serta 30.015 jiwa pembudidaya.
Untuk menjaga ekosistem dan konservasi Kapuas Hulu memiliki 23 danau lindung yang pengelolaannya melibatkan langsung masyarakat.(*/ant)