SURABAYAONLINE.CO– Ayu Maulida Putri, perempuan yang sejak remaja menyukai dunia modeling itu, kini menunjukkan eksistensinya di dunia modeling internasional. Dia berhasil menjadi juara umum Face of Asia 2019 pada Asia Model Festival yang diselenggarakan di Korea Selatan pada (7/6/2019) kemarin.
Ayuma, sapaan akrabnya, merupakan mahasiswa semester akhir Fakultas Hukum (FH) Universitas Airlangga (UNAIR). Mahasiswa angkatan 2015 itu berhasil menyisihkan 79 model dari 27 negara pada pergelaran tahun ke-14 festival bergengsi se-Asia tersebut. Selain itu, dia berhasil merebut beberapa Sponsor Awards dan menjadi Top 10 Face of Asia Model 2019.
”Tentu aku bahagia banget. Saat diumumin juara umumnya, aku shock banget dan bersyukur,” ungkap model dengan tinggi 177 cm itu.
Ayuma selalu percaya diri dan ‘sempurna’ hampir di setiap sesi yang diikutinya. ”Penilaiannya sangat sangat kompleks. Kita (para model, Red) benar-benar harus jadi professional model. Latihan, on time, disiplin, tanggung jawab, catwalk setiap kali audisi, dari casting, juga sikap dari keseharian kita,” tuturnya.
Walaupun begitu, model asal Surabaya tersebut mengaku sempat pesimistis dan minder untuk mengikuti ajang modeling se-Asia itu. Namun, sejak awal terpikir untuk mengikuti ajang tersebut, dirinya memang menargetkan harus bisa menangi Face of Asia 2019.
”Tapi, tetep target untuk menang dan selalu optimis. Masih nggak percaya banget alhamdulillah bisa tercapai. Itu seperti anugerah sekali,” ucapnya.
Tidak hanya berparas cantik, Ayuma juga aktif pada kegiatan sosial ‘Senyum Desa’. Dia menuturkan bahwa aktif pada kegiatan semacam itu dapat menambah pengalaman dan berbagi kepada sesama.
”Untuk senyum desa iya. Memang aktif dari awal. Karena, kegiatannya sosial dan juga bermanfaat bagi sesama”, katanya.
Kepada tim UNAIRNEWS, Ayuma membagikan pengalaman menariknya dari kompetisi yang berlangsung selama setengah bulan itu. ”Jadi, selama kompetisi di sini, aku juga melaksanakan ibadah puasa. Dan, itu merupakan perjuangan yang berat karena belum pernah puasa di luar negeri. Jadi, kita puasa dari jam tiga sampai jam delapan malam,” ujarnya.
Selain Ayuma, ada empat delegasi lain yang mewakili Indonesia. Yaitu, Zian Alfin, Chealsea McKenzie, Joel Leo Pollock, dan Alfrida Alifia.
Bukan berhenti di sini, Ayuma berencana mengikuti kompetisi lain yang lebih besar dan mulai merintis untuk mencapainya. ”Ada satu tujuan lagi yang masih rahasia dan memang cita-cita sekali. Semoga bisa tercapai,” ungkap Ayu.
Ayuma berhasil menyisihkan 74 model lainnya yang berasal dari 27 negara pada festival model bergengsi di Asia ini. Kemenangan Ayu berhasil membuktikan bahwa Indonesia merupakan salah satu Power House di ajang yang sudah berlangsung selama 14 tahun ini, setelah beberapa model Indonesia lainnya seperti Fahrani, Richard Fiando, Nadila Ernesta, berhasil menyabet berbagai kategori dalam ajang serupa sebelumnya.
Mr. Eui-sig Yang, Ketua Panitia Pelaksana Asia Model Festival, menegaskan kesulitan Tim Juri untuk menentukan pemenang ajang ini. “Dari tahun ke tahun, tampak peningkatan kualitas peserta. Hal ini yang menyebabkan kami sangat sulit menentukan siapa yang dinyatakan terbaik,” ungkapnya.
Wakil Kepala Perwakilan RI-Seoul, Sofia Sudarma, yang hadir mewakili Duta Besar turut memberi semangat pada malam puncak penjurian. “Selamat kepada Ayuma. Semoga kemenangan ini akan semakin meningkatkan citra Indonesia di mata dunia serta mempromosikan fashion Indonesia secara global,” tutur Sofia dikutip dari keterangan pers.
Pada malam final, setelah mengikuti karantina (Model Camp) mulai dari tanggal 23 Mei 2019, kelima model Indonesia yang berpartisipasi mengenakan tiga macam busana, yaitu busana nasional, busana olahraga dan gaun malam yang merupakan rancangan desainer papan atas Indonesia.(*)