SURABAYAONLINE.CO, GRESIK – Dirjen Prasarana dan Sarana (PSP) Kementrian Pertanian Sarwo Edhy, beberapa waktu lalu menyatakan, pihaknya banyak menemukan modus pelanggaran pupuk dan pestisida. Seperti mengedarkan pupuk tidak sesuai izin, mutu, dan efektifitas. Berdasar kenyataan di lapangan itulah, Kementan meminta produsen pupuk, terutama PT Petrokimia Gresik untuk memantau dan memperketat peredaran pupuk dan pestisida.
Menanggapi perintah Kementan tersebut, Manajemen PT Petrokimia Gresik telah menerbitkan surat peringatan yang ditujukan kepada produsen pupuk tiruan atau palsu, khususnya yang meniru produk PG, untuk segera menghentikan serta menarik semua produknya dari peredaran, serta memusnahkannya untuk menghindari tuntutan hukum, baik secara pidana maupun perdata, baik kemiripan produk secara keseluruhan maupun persamaan pada pokoknya.
“Kami juga meminta kepada petani untuk lebih waspada, terhadap peredaran pupuk dan pestisida yang melakukan pelanggaran tersebut, karena di lapangan kami juga menemukan puluhan pupuk tiruan bahkan palsu. Jika masyarakat menemukan peredaran pupuk palsu atau bahkan penyelewengan distribusi pupuk subsidi, langsung saja laporkan ke pihak berwajib,” tegas Manager Humas PG Muhammad Ihwan, saat ikut melepas pemudik yang difasilitasi PG di halaman SOR Tri Dharma PG, Senin (3/6) siang.
Di sisi lain, tambah Ihwan, untuk memastikan tidak terjainya penyelewengan, PG melalui petugas Staf Perwakilan Daerah Penjualan (SPDP) terus meningkatkan koordinasi dengan pihak terkait. Mulai dari Distributor, Dinas Pertanian, Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KP3), Petugas Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), TNI, dan aparat penegak hukum.
Masyarakat juga dapat turut serta mengawasi penyaluran pupuk bersubsidi, yang tidak sesuai aturan. Ihwan juga mengajak kepada para petani untuk mengikuti dosis atau rekomendasi pemupukan berimbang, agar hasil pertanian dapat mencapai produktivitas optimal dan efisien dalam penggunaan pupuk.
“Pemupukan berimbang ini sangat penting, karena merupakan rekomendasi yang sudah teruji mampu meningkatkan hasil panen 1-2 ton per hektar dengan aplikasi pupuk yang paling efisien, sehingga petani bisa lebih menghemat pupuknya,” ujar Ihwan.
Saat ini, lanjut Ihwan, PG sedang menggencarkan program transformasi bisnis, dimana melalui rangkaian produk dan jasa dari hulu hingga hilir, PG ingin mewujudkan diri sebagai produsen pupuk untuk solusi bagi sektor agroindustri.
“Ke depan PG tidak lagi sekadar menjual produk, melainkan memberikan lebih banyak solusi. Salah satunya adalah solusi pemupukan berimbang. Pola pemupukan ini mengkombinasikan pupuk organik dan anorganik, seperti Urea dan NPK, untuk menjaga keberlanjutan pertanian,” tutup Ihwan. (san)