SURABAYAONLINE.CO-Pemudik yang menggunakan bus dari Terminal Purabaya mulai mengalami kenaikan. Hal ini terlihat dari total jumlah pemudik yang berangkat pada H-6 atau Kamis (30/5) hingga pukul 23.59 WIB mencapai 38.837 penumpang dengan 1.081 bus.
Sebelumnya, pada H-7 atau Rabu (29/5) pemudik dari Terminal Purabaya tercatat ada 32.686 dari 1.038 bus. Kepala Sub Unit Terminal Purabaya Imam Hidayat mengatakan terjadi kenaikan, namun masih belum signifikan.
“Ada kenaikan tapi tidak seberapa,” kata Imam kepada detikcom di Terminal Purabaya Sidoarjo, Jumat (31/5/2019).
Sedangkan untuk jurusan dengan keberangkatan terbanyak, Imam mengatakan jurusan Surabaya-Probolinggo-Banyuwangi sebanyak 4.038 penumpang ekonomi. Sedangkan Penumpang Surabaya-Solo-Yogya 4.090.
Sementara itu untuk kedatangan bus dan penumpang di Terminal Purabaya juga mengalami kenaikan. Tercatat ada 34.620 penumpang yang datang dengan 1.066 bus. Kenaikan ini diprediksi akan terus terjadi hingga hari H.
“Kalau tahun lalu puncak arus mudik di Terminal Purabaya, penumpang bisa mencapai 73.000 orang,” imbuh Imam.
Siapkan 300 Bus Cadangan
Dinas Perhubungan Jatim menyiagakan 300 bus cadangan. Sementara kenaikan pemudik diprediksikan mulai terjadi Jumat (31/5).
Kepala Dishub Jatim Fattah Jasin mengatakan pihaknya telah bekerja sama dengan perusahaan otobus jika sewaktu-waktu membutuhkan kendaraan tambahan.
“Kalau tadi dikhawatirkan ada lonjakan penumpang kita dengan pengusaha otobus sudah menyiapkan bus cadangan. Ada 300 bus yang siap untuk diperankan ketika nanti dibutuhkan,” kata Fattah, Kamis (30/5/2019).
Fattah menyebut jumlah ini disiapkan berkaca dari lonjakan jumlah penumpang di Terminal Purabaya tahun 2018. Saat itu. Fattah mengatakan pemudik mencapai 75.500 dalam satu hari.
“Kalau hasil evaluasi kita 3 sampai 5%, ketemunya ada 300 bus cadangan yang kami butuhkan. Jadi jumlah tersebut saya rasa cukup,” lanjutnya.
Sedangkan jika jumlah 300 bus dirasa masih kurang, Fattah telah menyiapkan antisipasi lain. Misalnya dengan memberlakukan bus yang tujuannya paling sedikit diminati pemudik.
“Dan akan diperlakukan insidentil misalnya permintaan banyak ke Ponorogo, atau bus ke Ponorogo kosong maka jurusan lain akan kita geser, dengan memberikan izin trayek insidentil yang diberlakukan saat dibutuhkan,” imbuhnya.
Di kesempatan yang sama, Fattah memastian tidak ada kenaikan tarif yang signifikan selama musim mudik lebaran 2019. Dia menilai jika ada satu atau dua perusahaan bus yang manaikkan tarif itu masih dalam tahap wajar.
“Tarif batas atas dan batas bawah. Untuk ekonomi tetap masih sama seperri hari-hari biasa, dan pantauan kita ini yang terjadi masih dalam batas wajar artinya masih di bawah batas atas,” pungkasnya.(*)