SURABAYAONLINE.CO-Motor listrik lokal, Gesits, dipasarkan mulai pertengahan April lsetelah dikembangkan selama kurang lebih empat tahun. Motor yang dihargai sekitar Rp 25 juta itu akan didistribusikan pada Juli 2019 mendatang.
Meski disebut buatan Indonesia, masih ada kandungan impor 20 persen . Sisanya, diproduksi di dalam negeri oleh beberapa Badan Usaha Milik Negara (BUMN), seperti PT Wijaya Karya (WIKA), PT Pindad, PT Len, dan PT PLN.
Produsen motor Gesits, PT Gesits Technologies Indo, menargetkan untuk memproduksi 50.000 motor listrik ini setiap tahunnya.
Pemerintah sendiri menargetkan untuk mengembangkan 2,1 juta roda dua bertenaga listrik hingga enam tahun mendatang seperti tercantum di Perpres No. 22/2017 tentang Rencana Umum Energi Nasional (RUEN).
Akan tetapi, direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR), Fabby Tumiwa, mengatakan hingga saat ini komitmen pemerintah untuk mendukung industri ini belum terlihat maksimal.
“Yang saya amati belum kelihatan ya (dukungannya) terhadap pengembangan motor listrik.” ujar Fabby seperti dilansir BBC.
Dukungan yang disorotnya meliputi berbagai aspek, seperti dari kebijakan dan bantuan fiskal untuk produksi massal motor listrik.
Hemat energi
Fabby mengatakan produksi motor listrik perlu didukung karena kendaraan itu lebih hemat energi.
Menurut CEO PT Gesits Technologies Indo, Harun Sjech, pengisian baterai isi ulang motor listrik hingga penuh membutuhkan waktu tiga sampai empat jam.
Sekali pengisian, motor dapat digunakan untuk menempuh jarak 50 kilometer.
Jika dikonversi dalam rupiah, kata Harun, pengguna hanya perlu mengeluarkan uang sebesar Rp 1.800 untuk satu kali isi ulang baterai hingga penuh.
“Motor biasa butuh Pertalite Rp 8.000 untuk menempuh jarak 40 hingga 50 kilometer. Itulah efisiensinya Gesits dari segi energi,” katanya.
Efisiensi itu disebut Fabby bisa membantu negara menyelesaikan persoalan yang timbul akibat impor BBM dan minyak mentah. Apalagi, ujarnya, jumlah kendaraan roda dua di Indonesia sangat banyak.
Data Badan Pusat Statistik menunjukkan kepemilikan sepeda motor terus meningkat setiap tahun.
“Kita bisa mengurangi impor BBM dan defisit perdagangan bisa terkendali,” kata Fabby.
Ia menambahkan pemakaian motor listrik bisa mengurangi jumlah polusi karena kendaraan itu tidak mengeluarkan emisi.(*)