SURABAYAONLINE.CO-Sepuluh tahun adalah waktu yang lama di tempat makan Shanghai yang berkembang pesat, dan pada waktu itu, restoran Indonesia pertama dan satu-satunya di kota ini, telah menyaksikan banyak perubahan. SHanghaiist berbicara dengan Venny Haryanti, pemilik Bali Bistro yang juga penduduk Shanghai yang sudah lama, tentang bagaimana restoran itu sampai ke tempatnya sekarang.
Pertama, beri tahu kami tentang Anda dan bagaimana Anda bisa sampai di Shanghai.

Hai, nama saya Venny Haryanti. Saya lahir di Surabaya, tetapi tumbuh di ibu kota Indonesia, Jakarta. Selama perjalanan bisnis ke Shanghai pada tahun 2003, saya bertemu dengan suami saya, dan pindah ke sini pada 2005 tepat setelah pernikahan kami di Indonesia.
Bagaimana Bali Bistro menjadi terbuka?
Bali Bistro pada awalnya dibuka oleh sekelompok 7-8 pengusaha Indonesia yang tinggal di Shanghai, untuk menciptakan tempat bagi masyarakat Indonesia dan pejabat pemerintah selama fase persiapan Shanghai Expo pada tahun 2008. Sejak saat itu, Bali Bistro menjadi platform untuk bisnis dan acara-acara diplomatik untuk memperkenalkan masakan Indonesia kepada beragam warga negara yang tinggal di Shanghai. Selama Expo 2010, kami adalah bagian integral dari Paviliun Indonesia dan menyelenggarakan berbagai acara yang diselenggarakan oleh konsulat.
Bagaimana restoran ini berkembang selama bertahun-tahun?
Kami dulunya adalah restoran yang beroperasi di kedua lantai, tetapi kami baru-baru ini memulai sebuah kafe bernama Balini Coffee di lantai dasar untuk memperkenalkan Kalosi Toraja, kopi yang ditanam di pertanian organik kami di Sulawesi.
Pada saat yang sama, kami memperbarui penyajian gaya dan menu dan makanan menjadi sedikit lebih modern dengan tetap menjaga rasa dasar bahasa Indonesia otentik.
Dalam beberapa tahun terakhir, kami telah memenangkan beberapa penghargaan dalam beberapa tahun terakhir. Kami juga telah ditunjuk sebagai mitra resmi kampanye Wonderful Indonesia oleh Kementerian Pariwisata Indonesia.
Sebagai bagian dari upaya kami untuk membawa pengalaman Indonesia ke pengunjung, kami menyelenggarakan tarian Bali dan pertunjukan live band Indonesia dari waktu ke waktu.
Apa kesan yang dimiliki pengunjung lokal tentang makanan Indonesia? Apakah Anda telah mengadaptasi menu Anda ke selera penduduk setempat atau akankah Anda mengatakan Anda berkomitmen untuk memberikan hidangan Indonesia asli?
Mereka yang telah mengunjungi Indonesia dan Bali sebelumnya, dan sering bepergian biasanya sangat terbuka dengan bumbu kental yang kita miliki di beberapa hidangan. Kami harus mengurangi rasa cabai tanpa mengubah bahan-bahan penting lainnya, karena sebagian besar orang non-Indonesia tidak akan bisa mengambil tingkat pedas kami. Bahkan pelanggan dari Sichuan atau Hunan yang terbiasa makan makanan pedas merasa terlalu panas karena ini adalah cabai yang berbeda dari yang biasa mereka makan di Cina. Pelanggan Indonesia kami biasanya meminta server untuk memberi tahu dapur agar lebih pedas.
Apa saja hidangan khas atau apa yang populer di kalangan tamu?
Untuk pesta besar: pasti tumpeng, atau Beras Gunung Berapi, yang perlu dipesan satu atau dua hari sebelumnya. Untuk makan siang: set Daging Sapi Rendang kami (Rendang terpilih sebagai makanan terbaik CNN World pada tahun 2014), set Ayam Goreng, dan Bakso (Beefball) populer. Bakso adalah hidangan favorit Presiden Jokowi kita saat ini. Untuk makan malam, Anda mungkin ingin memilih Gado-Gado, piring sate, Tahu Telor (telur tahu), Ayam Bakar (ayam bakar), dan Garang Asem. Favorit pribadi saya saat ini ketika menjadi tuan rumah adalah kepiting cangkang, Ayam Suwir, dan salmon panggang.
Tantangan apa yang saat ini Anda hadapi sebagai restoran di Shanghai?
Seperti biasa – sewa tinggi, biaya tenaga kerja tinggi, dan peraturan yang lebih ketat.
Anda memulai bisnis kopi Anda dalam beberapa tahun terakhir. Beritahu kami tentang itu.

Bisnis keluarga kami di Indonesia adalah kopi. Kakek-nenek kami bermigrasi dari Quanzhou, Fujian ke Indonesia dan mencari nafkah dengan menjual kopi untuk memberi makan 7 anak mereka. Kami sekarang memiliki bisnis yang terintegrasi secara vertikal yang terdiri dari kebun kami sendiri, roastery, 130 kedai kopi, dan bahkan sebuah perusahaan pengolah kopi di Indonesia. Saya merasa ini adalah tugas kami untuk memperkenalkan kopi Indonesia ke Cina. Kopi Balini menyajikan Kalosi Toraja dari kebun kami sendiri yang memiliki sejarah yang sangat menarik dan ditanam sepenuhnya secara organik.
Apa saran yang Anda miliki untuk calon pemilik restoran lainnya?
Industri ini, walaupun menyenangkan dan penuh dengan orang-orang yang ramah, tidak semewah kelihatannya. Bersiaplah untuk berjam-jam mencintai dan mengelola orang, menerima keluhan, mengerjakan detail, dan harus terus-menerus melakukan brainstorming ide-ide kreatif. Jika Anda di sini ingin menghasilkan uang dalam jangka pendek, lebih baik Anda mencari di tempat lain.(*)