SURABAYAONLINE.CO-Oranglanjut usia dengan indra penciuman yang buruk memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk meninggal dalam 10 tahun setelah pengujian dibandingkan dengan mereka yang masih memiliki indra penciuman tajam.
Dalam sebuah studi baru, orang tua dengan indra penciuman yang buruk memiliki risiko kematian 46 persen lebih tinggi 10 tahun setelah kemampuan penciuman diuji, dibandingkan dengan mereka yang lulus tes penciuman.
Melansir Foxnews, Kamis (2/5/2019), studi ini juga melaporkan bahwa 28 persen peningkatan risiko kematian dapat dikaitkan dengan Parkinson, demensia dan penurunan berat badan yang tidak disengaja, yang semuanya memprediksi kematian dan juga dapat mempengaruhi indera penciuman seseorang.
Para penulis dalam penelitian tersebut menjelaskan kalau 72 persen sisanya dari risiko yang menghubungkan indera penciuman dan kematian yang buruk, tidak dapat dijelaskan dan mungkin disebabkan oleh kondisi kesehatan yang akhirnya memburuk. Menurut laporan, sekitar seperempat orang Amerika yang lebih tua mengalami penurunan indra penciuman, tetapi ini cenderung tidak diketahui dibandingkan dengan yang kehilangan penglihatan atau pendengaran.
Beberapa penelitian telah mengaitkan penurunan indra penciuman dengan risiko kematian dalam waktu lima tahun, tetapi penelitian itu tidak mengontrol demografi seperti jenis kelamin dan ras, atau karakteristik kesehatan yang mungkin menjelaskan hubungan antara kehilangan indera dan kematian.
Dalam studi baru, ahli epidemiologi Universitas Negeri Michigan Honglei, Chen dan rekan-rekannya menggunakan data dari studi Health ABC, sebuah studi jangka panjang dari individu yang berusia lanjut. Di antara tahun 1997 dan 1998, para ilmuwan telah merekrut sekitar 3.000 orang dewasa yang lebih tua, berusia 70 hingga 79 tahun, tinggal di Pittsburgh atau Memphis, Tennessee untuk studi Health ABC.
Dari individu-individu itu, hampir 2.300 menyelesaikan tes penciuman pada awal penelitian. Dalam tes ini, mereka diminta untuk mengidentifikasi 12 aroma umum, dan mereka tetap dalam proses penelitian sampai kematian mereka atau hingga tahun 2014.
Selama periode 13 tahun, sekitar 1.200 peserta penelitian meninggal. Para peneliti menemukan bahwa mereka yang memiliki skor buruk pada tes penciuman memiliki risiko 46 persen lebih tinggi meninggal pada tahun 10 dan risiko kematian 30 persen lebih tinggi pada tahun 13, dibandingkan dengan mereka yang memiliki skor baik. Para peneliti menjelaskan bahwa indera penciuman tampaknya menjadi prediktor yang kuat tentang kematian dini bagi mereka yang sehat.(*)