SURABAYAONLINE.CO-Penyakit autoimmun Penyakit dengan seribu wajah demikian pernyataan Ganis Trisnanisasi founder of Komunitas ODAI. Penyintas autoimmun ini kemudian membagikan pengalamannya dalam acara Talk show “How to be The Real Autoimmuyne Warrior di Gedung KBA Jl Raya Margorejo Surabaya, Minggu (28/4).
Mantan gadis sampul majalah wanita remaja ini kemudian bercerita tentang perjalanan hidupnya. Perempuan asal Bondowoso ini hidupnya boleh dikata lempeng-lempeng saja. Ia yang berasal dari keluarga sederhana di Bondowoso dari kecil hingga menikah baik-baik saja.
“Saya kemudian bisa kuliah di IPB meski paman saya yang membiayainya,” katanya.
Suatu ketika ketika ia berusia 47 tahun, ibunda yang ia sayangi meninggal dunia. Kemudian setelah itu mulai datang penyakit demi penyakit. Dimulai dari sakit perut yang kemudian ia menderita kolik pada usus. Kemudian ia menjalani operasi.
Setelah operasi bukannya sembuh, tapi ia masih merasa sakit. Saat menstruasi darah banyak keluar dokter kemudian memutuskan agar dioperasi rahimnya. Penyakit tidak berhenti di sini. Ia masih demam tiap hari dan HB turun sampai 7.
Muncul penyakit lain, dokter memvonis bahwa ginjalnya bengkak. Ketika diperiksa tidak ada batu. Penderitaan bertambah ia kemudian tidak bisa kencing, Untuk kencing kemudian dokter membuat saluran khusus dari ginjal ke kandung kemih. “Untuk saya yang biasa bergerak tentu ini siksaan tersendiri,” kata Ganis.
Pada saat bersamaan dengan sakit ginjalnya, gusinya ada kista ia kemudian menjalani operasi. “Total 15 kali saya operasi dan 15 dokter, barulah ketemu apa penyakitnya yaitu autoimmun.
“Dengan positif thinking didukung dengan dorongan dari dalam akhirnya saya bisa mengatasinya,” katanya serasa mengatakan ia kini menjaani diet makanan natural.
Ia yang kini berusia 51 tahun bisa menikmati hidup dengan pergi ke Raja Ampat, ke Kawah Ijen.
“Autoimmune ini penyakit disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh yang error. Kendati saya bukan dokter saya bisa menebak seseorang yang terkena. Mereka umumnya adalah berkepribadian perfeksionis atau orang yang tidak bisaan,” kata Ganis menutup testimoninya di depan audiens.(*)
.