SURABAYAONLINE.CO, GRESIK – Prestasi gemilang ditunjukkan PT Petrokimia Gresik (PG), , dalam triwulan kedua tahun 2019. Anak usaha PT Pupuk Indonesia (Persero) ini, berhasil meraih Juara II dalam ajang bergengsi skala nasional Anugerah BUMN 2019, pada kategori Inovasi Teknologi BUMN Terbaik.
Dalam penghargaan yang dewan juri diketuai Tanri Abang, Menteri BUMN tahun 98-99, salah satu poin utamanya adalah serangkaian inovasi yang telah dilakukan Perusahaan. Terutama dalam bidang teknologi, seperti proses produksi, distribusi, pemanfaatan teknologi informasi, hingga pada aktivitas riset yang menghasilkan banyak varian produk dari hulu hingga hilir.
“Inovasi kami lakukan untuk menghasilkan proses produksi yang lebih efktif dan efisien, serta menciptakan lebih banyak varian produk dari hulu ke hilir. Ini semua merupakan upaya perusahaan untuk mewujudkan diri sebagai produsen pupuk untuk solusi bagi agroindustri,” ujar Direktur Pemasaran PG Meinu Sadariyo.
Adapun upaya untuk mewujudkan diri sebagai produsen pupuk untuk solusi agroindustri, lanjut Meinu, adalah melalui serangkaian inovasi yang terintegrasi. Di antaranya adalah pelaksanaan sejumlah proyek pengembangan untuk meningkatkan efisiensi operasional perusahaan. Seperti Pabrik Amoniak-Urea II untuk memenuhi kebutuhan pupuk Urea Jawa Timur dan mengurangi impor amoniak, Gudang Inbag kapasitas 50 ribu ton untuk mengurangi biaya sewa gudang, Conveying System untuk meningkatkan kemampuan loading di pelabuhan, serta pembangunan pelabuhan baru untuk menurunkan Berth Occupancy Ratio (BOR).
Dari segi pemanfaatan teknologi informasi, PG telah menggunakan Sistem Penebusan dan Penyaluran Produk (SIP3) untuk proses penebusan pupuk bersubsidi realtime (menurunkan piutang Rp100 miliar per bulan), Sistem Monitoring Pemasaran (Nisa) untuk memantau distribusi produk realtime, Sistem Transportasi Online (Sistro) untuk mengefisienkan waktu distribusi transportir (hemat Rp 4 miliar per tahun), Petro Balancing untuk mempermudah balancing mesin berputar saat maintenance (mencegah loses produksi senilai Rp7,7 miliar), serta sejumlah aplikasi digital lain yang telah dimanfaatkan. (san)