SURABAYAONLINE.CO-Maraknya penyakit Demam Berdarah (DB) akhir-akhir ini, membuat Laksda TNI (pur) Ir Yuhastihar MM Caleg DPR-RI dari PDIP nomor urut 3 dapil I Jawa Timur (Surabaya-Sidoarjo) dan Heru Trisaksono Caleg DPRD II Kota Surabaya dari PDIP nomor urut 9 dapil IV Surabaya Kota, tergerak hatinya untuk ikut andil dalam pencegahan dan pemberantasan wabah penyakit DB.
Bentuk partisipasi dari kedua caleg dituangkan dalam pertemuan dengan para kader Bu Mantik RW. 6 Wonokromo sebagai upaya memotivasi para kader untuk lebih bersemangat memberikan penyuluhan pencegahan dan pemberantasan bibit penyakit DB kepada warga di lingkungan RW. 6 yang sekaligus sebagai ajang sillaturahmi.
“Ini salah satu wujud partisipasi kami, meskipun hanya sekedar memotivasi, agar para kader Bu Mantik lebih bersemangat lagi dalam mejalankan tugasnya”, kata Heru Trisaksono saat ditemuai disela-sela acara. Jumat, (15/02).
Heru sapaan akrabnya lebih lanjut menjelaskan, melalui para kader Bu Mantik ini, diharapkan masyarakat akan sadar tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggalnya.
Sementara itu Laksda Yuhastihar saat dimintai tanggapannya mengatakan, program Bu Mantik yang digagas di Surabaya ini sangat bagus sekalii. Secara pribadi dirinya mengapresiasi program Bu Mantik dan para kader Bu Mantik RW. 6 yang senantiasa menjalakan tugasnya dengan sukarela.
“Ibu-ibu ini adalah para kader penggerak dan mereka tahu ada permasalahan kesehatan yang sampai saat ini masih mengancam kehidupan masyarakat kita. Masih banyak korban-korban yang akhirnya kehilangan nyawa”, ucap Yuhastihar.
Bapak dari dua anak ini selanjutnya mengatakan, Nah, oleh sebab itu, tindakan preventif itu lebih baik dari pada tindakan kuratif. Artinya, perlu ada kesadaran seluruh warga untuk mengantisipasi adanya DB, Di sinilah peran Bu Mantik yang dibentuk di setiap wilayah RT.
Program Nasional
Yuhastihar juga berharap, Program Bu Mantik dapat diangkat menjadi program nasional dan diberlakukan secara nasional pula.
Menurutnya, karena wabah DB juga berlaku secara nasional. Jadi program ini bisa diangkat oleh Kementerian Kesehatan dibantu oleh Pemda setempat ini akan baik sekali.
“Jadi kita semua akan tahu tentang cara mengantisipasi wabah DB, kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan, dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kelangsungan hidup untuk anak cucu kita”, tuturnya.
Kesadaran ini kata Yuhastihar kembali, harus dibawa kesadaran dibawah kolektif. Nah, Bu Mantik ini berfungsi sebagai penggerak dan melopori kesadaran masyarakat. Dan program ini, bisa diadopsi oleh daerah-daerah lain, sehingga kita bisa meminamalisir wabah DB.
“Secara psikologis kesadaran, kebiasan dan karakter itu dibangun dan harus diterapkan sejak usia dini, Anak-anak diusia Paud maupun TK sudah diberi pemahaman disiplin dan kepedulian terhadap lingkungan, kesehatan, dan kebersihan harus dibangun sejak awal”, jelasnya.
Pria yang berpenampilan sederhana berpendapat, saat anak-anak tumbuh dan berkembang sudah memiliki karakter yang boleh dikatakan disiplin dalam menjaga lingkungan.
“Mudah-mudahan anak-anak kita peduli dengan masalah ini”, ucapnya. Dan saya berharap kegiatan Bu Mantik ini mendapat suport tidak hanya dari pemda, tapi juga dari komponen masyarakat lainnya”, pungkasnya. (*)