SURABAYAONLINE.CO-Laksamana Muda TNI (Pur) Ir Yuhastihar MM terus menyambangi warga, Minggu (6/01). Seolah tak ada batasan energi Laksda Yuhas menyapa warga Tuwowo gang 3 A melakukan berbagai diskusi warga dan masukan – masukan warga. “Ini merupakan semacam belanja masalah,” tuturnya.
PKL adalah salah satu yang dibahas dalam pertemuan ini. Laksda Yuhastihar mengatakan bahwa masalah PKL adalah masalah nasional, “PKL ini memang masalah Nasional, Saya berharap kita akan bahas bersama dan akan datang tidak ada lagi masalah PKL,” tuturnya.
Pernyataan ini menanggapi pertanyaan Didik warga masyarakat yang ikut berdiskusi. Didik agaknya kesal dengan Pemkot Kota Surabaya yang mengobrak para pedagang kaki lima. Ia juga menguraikan bahwa sebenarnya kalau PKL diberi kebebasan niscaya kemiskinan itu akan punah.
“Saya setuju penertiban, tetapi gak setuju dengan obrakan. Kalau obrakan semua dagangan disita kalau penertiban kan dipinggirkan dan ditata,” kata Didik.
Pada akhirnya Laksda Yuhas dan Didik mencapai kata sepakat bahwa masalah PKL ini sebenarnya harus ada solusi, baik pemerintahnya maupun pedagangnya harus sama-sama berkomitmen.
Selesai menemui warga Tuwowo Laksda Yuhas langsung menuju ke wilayah Tanah Merah, disini sebelum berdiskusi dengan warga Laksda (P) Yuhastihar sempat bermain catur bersama warga.
Di wilayah Tanah Merah ini Laksda Yuhastihar duduk bersama warga sambil berdiskusi mengenai BPJS. Di sini dikatakan, konsep BPJS sebetulnya adalah subsidi silang, dimana orang yang sehat dan mampu mensubsidi yang kurang mampu dan tidak sehat. “Sehingga dibutuhkan kesadaran kolektif bagi warga masyarakat kita dalam hal ini,” jelasnya.
“Kalau semua patuh undang-undang dengan ikut BPJS, maka tidak akan cerita rumah sakit rugi dan masalah lain yang menyertainya,” katanya.

Sayangnya, dalam masalah BPJS ini pemerintah tidak bisa memaksa untuk agar ikut BPJS. Karena itu perlu kesadaran bersama seluruh warga agar ikut program BPJS. “Kalau di luar negeri kalau gak ikut, ya akan kesulitan warga mengakses kepentingan lain di samping urusan kesehatan itu sendiri.
Pada pembahasan mengenai tenaga kerja dan pengusaha Laksda (P) Yuhastihar memberi masukan dengan bijak, “Diharapkan para pekerja meningkatkan kinerja nya sehingga para pengusaha dapat meningkatkan penghasilan para pekerja sehingga saling menguntungkan,” terangnya.
Dijelaskan perusahaan adalah tempat mencari keuntungan sehingga bila para pekerja nya tidak dapat mencapai produksi perusahaan akan merugi sehingga harus memperhitungkan kemampuan tenaga kerjanya, “Saya yakin kalau kita mampu bekerja mencapai target perusahaan, kita pasti diperhatikan oleh perusahaan, pengusaha tak akan semena – mena pada karyawannya yang mampu bekerja dengan baik,” tutupnya.(*)